• (+62)21 2271 0272
  • [email protected]
  • Jl. Prof Eykman Bandung No.34 Bandung Jawa Barat, Indonesia
Berita
Wamenkes Mengapresiasi Peranan Kader Serta

Wamenkes Mengapresiasi Peranan Kader Serta

Kementerian Kesehatan terus berupaya menekan penyebaran penyakit menular di masyarakat dengan melibatkan berbagai pihak yang terkait.

Di Indonesia, Tuberkulosis (TBC) masih merupakan masalah kesehatan yang serius. Menurut Wakil Menteri Kesehatan Prof. Dante Saksono Harbuwono, negara ini memiliki jumlah kasus kedua tertinggi di dunia setelah India dengan sekitar 1.060.000 kasus dan 130.000 kematian disebabkan oleh penyakit ini.

Dari total 1.060.000 orang tersebut, sekitar 130 ribu di antaranya meninggal dunia,” kata Prof. Dante Wamenkes saat mengunjungi wilayah RW 09 di Kelurahan Jelambar Baru, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat.

Prof. Dante mendorong partisipasi aktif dari masyarakat untuk menurunkan angka kasus TBC melalui program Temukan dan Obati Sampai Sembuh Tuberkulosis (TOSS TB). Dengan berperan aktif, kita dapat bersama-sama memerangi penyakit ini dan mencapai kesembuhan.

Menurut Wamenkes Prof.Dante, program ini tidak akan terlaksana dengan sukses jika hanya diserahkan kepada pemerintah. Oleh karena itu, penting untuk melibatkan masyarakat agar turut berperan dalam menjalankannya. Ini merupakan salah satu upaya dari pemerintah yang memiliki keterbatasan kemampuan.

Wamenkes Prof. Dante sangat menghargai peran penting kader kesehatan dan perangkat masyarakat di RW 09 Kelurahan Jelambar Baru dalam menemukan dan memberikan dukungan kepada mereka yang menderita TBC. Berkat upaya ini, wilayah tersebut diberi predikat sebagai Kampung Siaga TBC yang merupakan pencapaian besar bagi komunitas tersebut.

Profesor Dante, wakil menteri kesehatan, berharap upaya seperti ini dapat ditiru oleh masyarakat di daerah lain untuk mengidentifikasi dan menangani kasus TBC dengan lebih efektif di Indonesia.

Jangan meremehkan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat di tingkat bawah. Fakta menunjukkan bahwa angka kesembuhan, pengobatan, dan rekrutmen sudah mencapai tingkat yang baik, berkat upaya kerja keras dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Wali Kota, dan para pemimpin seperti camat, RW, dan kader-kader TBC. Demi kesuksesan ini, kita perlu menghargai serta menghormati kontribusi mereka.

Profesor Dante menekankan pada kader pendamping TBC untuk memastikan bahwa penderita yang sudah teridentifikasi tetap dilakukan pengobatan sampai selesai. Ini penting untuk mencegah resistensi obat yang dapat mengakibatkan kematian.

Waktu yang dibutuhkan untuk mengobati penyakit sering kali memakan waktu yang lama. Sayangnya, terkadang orang tidak dapat menyelesaikan pengobatan mereka secara sempurna dan menyebabkan kegagalan dalam proses ini. Ini merupakan masalah yang harus kita atasi, karena jika pengobatan tidak selesai, penyakit tersebut bisa menjadi resisten atau tidak bereaksi terhadap pengobatan. Dan jika hal tersebut terjadi, kesembuhan tidak akan mungkin tercapai. Hal ini diungkapkan oleh Wamenkes Prof. Dante sebagai peringatan akan pentingnya menyelesaikan pengobatan secara tepat dan lengkap.

Selain itu, Profesor Dante, Wakil Menteri Kesehatan, mengingatkan para pendamping tentang pentingnya mendeteksi kontak erat penderita TBC, terutama anggota keluarga yang tinggal di rumah. Ia memberikan contoh kasus saat ia berkunjung ke Surabaya, di mana seorang anak dengan status gizi pra-stunting didiagnosis dengan TBC setelah pemeriksaan foto toraks dilakukan.

Bayangkan jika masalah ini tidak ditangani. Bukan hanya orang dewasa yang terkena dampaknya, tetapi juga anak-anak. Ini dapat mengganggu pertumbuhan dan kesehatan paru-paru mereka. Menurut Wamenkes Prof. Dante, hal ini sangat perlu diwaspadai dan ditangani dengan serius.

Selama kunjungannya, Wamenkes Prof. Dante juga mendengar presentasi strategi dari kader kesehatan di Kelurahan Jelambar Baru tentang cara mereka mengidentifikasi dan mendampingi penderita TBC. Koordinator Agen Tumpas TBC Kelurahan Jelambar Baru, Julia, menjelaskan lima hal penting yang perlu diperhatikan agar kader pendamping TBC bisa bekerja secara efektif untuk memberantas penyakit tersebut di masyarakat.

1. Penting bahwa para kader merasa senang dengan pekerjaan yang mereka lakukan

2. Setiap kader memiliki mentor dari tenaga kesehatan yang mudah dihubungi untuk berkonsultasi

3. Solidaritas tim adalah hal penting bagi anggota kader

4. Para kader mendapat dukungan kuat dari berbagai sektor

5. Ada waktu dan tempat yang ditentukan untuk anggota kader berkumpul, berbagi pengetahuan, dan membahas masalah terkait TBC.